16 December 2022
Setiap orang yang kita kasihi (keluarga, sahabat atau saudara) ada yang berulang tahun, kita punya tradisi untuk memberi kado sebagai tanda kasih. Natal adalah ulang tahun kelahiran Tuhan Yesus.
Berarti Natal juga punya makna kita diingatkan untuk memberi kado istimewa, yang terbaik untuk Tuhan.
Tahukah Anda bahwa Natal punya makna kita dipanggil untuk memberi dengan meniru teladan berbagai pihak yang dipakai atau dilibatkan Tuhan di dalam saat-saat menjelang kelahiran Yesus Kristus?
Dalam kisah di atas Tuhan sendiri telah memberikan pembelajaran melalui berbagai pihak yang dipakai sebagai contoh memberi.
Mulai dari pejabat tinggi (=Kaisar), pengusaha (=pemilik penginapan), bangsawan/cerdik cendekiawan (=orang Majus), makhluk rohani (=malaikat), sampai orang kecil (=gembala).
Teladan pertama dan utama dari hal memberi adalah dari Allah Bapa sendiri.
Dia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, Kristus, sebagai Mesias sehingga barangsiapa percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3: 16).
1. Pejabat Tinggi Pemerintahan
Luk. 2: 1 – Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, yaitu mengadakan sensus yang pertama tercatat dalam sejarah umat manusia.
Kaisar Agustus dipakai Tuhan untuk memberi jalan bagi tergenapinya nubuat Nabi Mikha (Mi. 5: 1).
Bagaimana? Ketika perintah sensus itu dikeluarkan, Yusuf dan Maria sedang berada di Nazareth di Galilea.
Mereka juga harus melakukan perjalanan ke kota Daud yang bernama Betlehem, kota kelahirannya.
Perhatikan bahwa pada waktu itu Maria sudah dalam keadaan mengandung bayi Yesus, tetapi terpaksa juga harus melakukan perjalanan yang cukup jauh.
Jarak Nazaret ke Betlehem sekitar 120 KM, dan belum ada alat transportasi moderen di zaman itu.
Secara manusiawi Maria bisa berdalih untuk tidak ikut berangkat ke Betlehem karena kondisinya yang sedang mengandung. Tetapi karena perkataan seorang Kaisar adalah hukum, maka wajib ditaati, termasuk oleh Yusuf dan Maria.
Refleksi: apakah kehidupan kita saat ini sudah mencerminkan sebagai pembuka jalan bagi rencana-rencana Tuhan, ataukah kita lebih sering menjadi batu sandungan?
2. Pengusaha
Luk. 2: 7 – Pemilik penginapan – walaupun tidak memberikan satu ruangan (kamar) yang layak bagi Maria untuk bersalin, akhirnya seorang pemilik penginapan mau juga memberi tempat di kandang domba. Akhirnya bayi Yesus pun lahir di sebuah palungan, yang kotor dan pasti tidak nyaman.
Refleksi: banyak orang yang belum siap memberi tempat buat Yesus hadir (Why. 3: 20) dikarenakan tarikan hidup duniawi yang begitu besar. Banyak yang merasa belum siap, takut, atau khawatir untuk memberikan tempat secara penuh bagi Yesus, tetapi masih sebagian-sebagian. Ada yang memberi tempat bagi Yesus hanya di bibir saja, tetapi belum dalam perilaku atau watak.
Setiap panggilan memberi tempat buat Yesus akan selalu menimbulkan dampak, yaitu komitmen dan konsekuensi (menjadi umat yang diubahkan).
3. Bangsawan/cerdik cendekiawan
Mat. 2: 1, 11 – orang-orang Majus dari Timur. Mereka dipanggil untuk memberi persembahan harta benda berupa emas, kemenyan dan mur. Jika seseorang mengasihi Tuhan, maka ia juga harus rela memberikan persembahan hasil jerih payah usaha atau pekerjaannya untuk kepentingan Gereja dan pekerjaan Tuhan (pelayanan).
Refleksi: apakah kita sungguh mengasihi Tuhan dan memberi persembahan dengan tulus hati dan sukacita? (2 Kor. 9: 7).
Termasuk juga memberikan sebagian dari waktu dan tenaga kita untuk pekerjaan-pekerjaan Tuhan?
4. Mahluk rohani sorgawi
Luk. 2: 9-10 – satu mahluk rohani sorgawi, yaitu malaikat, dipakai Tuhan untuk memberitakan kabar kesukaan besar untuk seluruh bangsa.
Refleksi: sudah berapa lama kita ikut Yesus, dan apakah terjadi perubahan-perubahan dalam hidup kita yang menjadi kesukaan besar bagi keluarga, teman dan banyak orang?
Apakah kita lebih sering sebagai pembawa kabar sukacita, atau menjadi kabar buruk bagi sesama?.
5. Rakyat kecil/rakyat jelata
Luk. 2: 8, 16 – sekelompok gembala (perlambang rakyat kecil, rakyat jelata/sederhana) dipakai Tuhan untuk memberi kabar tentang Yesus. Dalam bacaan dikatakan, para gembala bergegas menyampaikan kabar tentang Anak itu (= Yesus), sehingga membuat semua orang heran.
Luk. 2: 20 – para gembala selalu memuji dan memuliakan Tuhan setelah memberitakan kabar sukacita itu.
Ada dua sisi tentang heran ini. Pertama, orang lain akan heran mengapa bisa terjadi suatu perubahan hidup yang signifikan dalam diri kita, ataukah mereka akan terheran-heran mengapa tidak terjadi suatu perubahan apa pun dalam hidup kita yang sudah sekian lama berjumpa, mengenal dan ikut dengan Yesus.
Refleksi: apakah kita juga sudah menjadi pembawa kesaksian tentang Kristus bagi banyak orang? Sekarang banyak diadakan evangelisasi di berbagai Paroki. Evangelisasi adalah pemberitaan Kabar Baik tentang Tuhan yang menjadi penghiburan bagi orang-orang yang kita jumpai.
6. Dan terakhir, kita semua, yang setiap akhir tahun berkumpul di gereja untuk merayakan Natal, juga dipanggil Tuhan untuk mengemban misi yang sama, yaitu memberi.
Refleksi: siapkah kita dengan panggilan Tuhan untuk memberi ini, dan memberi apa? (Rm. 12: 1).
Betapa luar biasanya Allah kita, berbagai pihak telah dirancang, dilibatkan sedemikian rupa dengan cermat di dalam proses menyambut kelahiran Yesus Kristus. Dan semua pihak yang terlibat itu diberi misi untuk memberi.
Semoga kita juga dapat melakukan refleksi pribadi melalui renungan di atas, dan membuat suatu komitmen baru sebagai murid-murid Tuhan Yesus untuk siap mengemban misi yang sama, yaitu memberi dan berbagi kasih bagi sesama.
Selamat merayakan hari Natal dengan memberi yang terbaik dalam hidup kita untuk Tuhan.