Buah Mangga Pak Gembala

29 January 2019

Ibu dari Bapak Gembala tempat saya beribadah dan melayani dipanggil Tuhan beberapa waktu yang lalu. Semasa hidupnya beliau selalu mengingatkan jemaat untuk terus hidup dalam rencana dan panggilan yang Tuhan telah tetapkan. Beliau menjadi pendoa bagi keluarga dan gereja.

Beliau juga dikenal suka merawat tanaman yang ada di halaman rumahnya, salah satunya pohon mangga. Buah dari pohon mangga ini ditunggu banyak orang karena buahnya yang manis dan lezat. Dan tangan dingin beliaulah yang menjadikan buah pohon mangga ini tumbuh dengan sangat baik. Beliau merawatnya dengan sangat baik, bahkan seringkali mengajaknya bicara. Dari sebuah benih yang ditanam, menyiraminya, hingga akhirnya tumbuh kuat, besar dan berbuah lebat. 

Beberapa saat sebelum beliau jatuh sakit pohon mangga ini kembali berbuah dengan luar biasa. Ya, hanya sesaat sebelum beliau harus rawat inap di rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia, pohon itu menghasilnya buahnya. Beliau masih sempat melihat pohon tersebut berbuah, hasil dari kesabarannya. Hasil dari penantiannya.

Di awal tahun ini, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, umat Tuhan menanti-nantikan pesan Tuhan melalui hamba-hambaNya. Sebuah pesan yang akan menjadi pedoman dalam menjalani hari-hari di tahun yang baru. Dan secara umum pesan tersebut berbicara tentang janji Tuhan bahwa 2019 akan menjadi tahun berkat, tahun dimana umat Tuhan menerima ‘pembayaran kembali’ atas apa yang sudah dilakukan, diharapkan sejak tahun-tahun sebelumnya. Sebuah tahun dimana umat Tuhan akan menikmati panen, upah. Dan tentu saja jemaat Tuhan mengaminkan dan mengimaninya bahwa hal tersebut akan benar terjadi dalam kehidupan mereka.

Jika pohon mangga saja bisa merasakan dan memberikan hasil yang baik bagi penanamnya, jauh terlebih Tuhan Yesus kita. Sebab DIA tidak pernah berhutang pada manusia.

Satu hal yang mungkin terlewatkan adalah, karena terlalu terpaku dengan kata “berkat, panen, pembayaran kembali”, kita lupa bahwa itu semua adalah HASIL dari PROSES yang kita jalani di tahun-tahun sebelumnya. Itu adalah hasil dari apa yang kita tabur, kita tanam, kita pelihara di tahun-tahun sebelumnya.

Tentu jika kita tanam benih mangga, maka kita akan mendapatkan buah mangga. Jika yang kita tanam adalah benih jagung, maka kita akan dapatkan jagung  juga, bukan anggur, jeruk atau yang lainnya. Jika kita menabur kesetiaan, kita akan mendapatkan buah kesetiaan. Jika kita menabur kebenaran maka kita juga akan beroleh buah kebenaran. Sebaliknya jika kita menabur kejahatan, jangan heran kita akan mendapatkan hal-hal yang buruk.

Galatia 6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

Maka selamat menikmati tahun berkat Tuhan, menikmati hasil yang baik dari kebaikan yang sudah pernah kita tabur, tanam di masa lalu. Dan sambil menikmatinya, jangan lupakan sumber berkat itu, yaitu Tuhan Yesus. Dan tetap terus menabur, menanam kebaikan, kebenaran.

Galatia 6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah

Dan jika kita sudah terlanjur menanam hal-hal yang jahat dan buruk, segera hampiri tahta Tuhan, mohon ampunan dan kemurahan Tuhan, bertobat dan tidak melakukannya lagi.

Efesus 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.


Sony Okfianto
Penulis dan pendengar Bahtera Yudha 96.4 FM