Busana yang harus dikenakan saat Tuhan Yesus datang

03 December 2018

Ben seorang mekanik di sebuah bengkel. Pekerjaan itu membuatnya bersentuhan dengan logam-logam berminyak dan kotor. Teman-temannya berkata, Ben selalu paling siap di saat pulang. “Sementara kami masih bertukar baju, ia sudah siap di kendaraan sebab, begitu baju kerjanya yang kotor dilepas, di badannya telah menempel pakaian rumah yang disiapkan istrinya untuk pulang,” celoteh mereka.

“Manusia lahiriah” kita, menurut Paulus, ibarat pakaian yang harus ditanggalkan kala kita berjumpa Tuhan. Kelak kita menghadap Dia dengan berbusanakan “manusia batiniah”. Kejasmanian akan lapuk dimakan waktu, bukan milik kekekalan. Masalahnya, siapa mampu siap dengan kerohanian yang patut di kala pulang menghadap Dia? Tidak ada jikalau Tuhan tidak menyiapkannya sejak sekarang. Syukurlah Roh-Nya menjadi garansi bahwa kita milik-Nya dan Roh itu yang membuat kita tabah berjuang sampai saat perjumpaan itu tiba.

Kedatangan Tuhan bisa berarti universal, yaitu pada saat akhir zaman, bisa pula individual, yaitu pada saat kematian seseorang. Entah yang mana pun, kita harus siap, bukan? Namun, kesiapan bukan dimulai dari kita, melainkan dari Tuhan. Roh-Nya dikaruniakan. Sambutlah Dia. Izinkan Dia memperbarui kita dari hari ke hari, membentuk kerohanian kita menjadi matang, berbuah, kuat, tabah, dan berpengharapan–sebagai “busana” di kala menyambut Dia datang.

TUHAN RINDU KITA KEDAPATAN SIAP WAKTU DIA DATANG, MAKA DISIAPKANNYA KITA DENGAN PEMBERIAN TERBAIK: ROH-NYA

Pipi Agus Dhali / RH