11 June 2019
Pencarian seorang pemimpin bangsa melalui pemilihan umum sering menyebabkan terbelahnya rakyat pendukung calon pemimpin yang bertarung. Persaingan ini kadang menimbulkan permusuhan yang masih membekas seusai perhelatan politik itu. Permusuhan ini akan berkepanjangan jika pemimpin terpilih tidak berinisiatif untuk melakukan rekonsiliasi antar anak bangsa. Rekonsiliasi penting karena pemimpin yang terpilih adalah pemimpin seluruh bangsa, bukan hanya atas pendukungnya.
Saat Daud menjadi raja menggantikan Saul, sesuai dengan petunjuk Tuhan, ia pergi ke Hebron. Di situ ia diurapi untuk kedua kalinya. Ini memperlihatkan penerimaan penduduk wilayah itu terhadap Daud sebagai orang yang diurapi. Namun, sebagai raja, ia juga harus bijak menghadapi orang-orang yang tidak mendukungnya. Orang-orang Yabesh-Gilead, misalnya, sangat setia kepada Saul. Namun, hal itu tidak menjadi ganjalan bagi Daud karena ia lebih mengutamakan kedamaian dan kesatuan. Oleh karena itu, Daud mengambil inisiatif untuk menghubungi mereka dan menawarkan persahabatan dengan mereka.
Daud sadar bahwa ia adalah raja atas seluruh bangsanya. Kesadaran ini juga seharusnya yang kita miliki. Kita juga harus menjalin hubungan atau berteman dengan semua orang apa pun suku, agama, atau latar belakangnya. Tuhan Yesus sudah memberi teladan dengan mengasihi semua orang, baik yang menyukai Dia maupun yang membenci Dia. Sudah menjadi kodrat kita kalau kita diciptakan berbeda satu sama lain. Berbeda, tetapi tetap bersama. Alangkah indahnya.
Eddy Nugroho / RH