14 April 2018
Dietrich Bonhoeffer memberi peringatan yang perlu kita dengar: “Orang yang tidak bisa sendiri, berhati-hatilah pada komunitas .... Orang yang tidak berkomunitas, berhati-hatilah dengan kesendirian.”
Dalam tarikan ke dua arah ini, banyak orang memandang waktu sendiri bersama Tuhan sebagai hal esensial, sedangkan berkomunitas sebagai hal opsional. Benarkah Alkitab mengajarkan demikian?
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma (baca Roma 15:1-13), Paulus menunjukkan betapa pentingnya hidup berkomunitas bagi orang percaya. Orang yang sudah memiliki hidup baru dalam Kristus, tidak boleh mencari kesenangan sendiri (ayat 1-3), namun harus saling rukun (ayat 5), saling menerima (ayat 7), dan saling menasihati (14).
Hal ini memuliakan Tuhan (ayat 7). Kata saling atau satu sama lain, adalah terjemahan kata Yunani: allelon.
Allelon menyatakan pengakuan akan keterbatasan kita untuk bisa bertumbuh sendiri, dan kesadaran akan peran yang perlu kita penuhi dalam pertumbuhan saudara seiman. Allelon mengandung makna memberi dan menerima dalam komunitas sebagai bagian esensial dari perjalanan hidup rohani pribadi kita.
Manakah kecenderungan Anda: bersendiri atau berkomunitas? Bagaimana Anda memandang komunitas: esensial atau opsional? Ketika seseorang mulai meninggalkan persekutuan orang percaya, biasanya ia juga mulai meninggalkan disiplin-disiplin rohani lainnya. Mari taati firman Tuhan dengan memberi diri untuk saling mendukung dan membangun dalam komunitas keluarga Tuhan.
MARILAH KITA SALING MEMPERHATIKAN SUPAYA KITA
SALING MENDORONG DALAM KASIH DAN DALAM PERBUATAN BAIK
(Ibrani 10:24)
(Johan Setiawan / RH)