Kerupuk Melempem

07 April 2018

Kerupuk-kerupuk itu melempem karena saya kurang rapat menutup wadahnya. Mau saya buang, kok masih banyak. Masakan berkat Tuhan disia-siakan? Mendadak saya teringat soto Sokaraja yang ditaburi kerupuk kecil-kecil warna-warni itu. Akhirnya, saya tiru: saya cemplungkan kerupuk melempem itu ke dalam soto yang tengah saya makan. Eh, ternyata enak juga!

Bagi Rasul Paulus, kinerja Yohanes (yang disebut Markus) saat itu mungkin bagai kerupuk melempem di atas, bahkan bisa jadi lebih parah. Ia dikatakan “meninggalkan Paulus dan Barnabas di Pamfilia” dan “tidak mau turut bekerja bersama-sama".

Namun, bagi Barnabas yang bijaksana itu, Markus masih belum “habis”. Karenanya, ia bersikeras mempertahankannya sebagai rekan pelayanan mereka. Ternyata, perbedaan pendapat ini “menimbulkan perselisihan yang tajam [antara Paulus dan Barnabas] sehingga mereka berpisah”.

Barnabas membawa Markus ke Siprus, sedangkan Paulus bersama Silas ke Siria dan Kilikia. Belakangan, mereka berbaikan lagi, dan Paulus memanggil Markus kembali karena “pelayanannya penting baginya”. Ternyata tiada yang sia-sia bagi Tuhan!

Adakah rekan Anda yang saat ini bagaikan kerupuk melempem?

Ingatlah yang dilakukan Barnabas. Beri dia kesempatan kedua. Doakan dan bimbing dia. Jelas ini bukan perkara mudah, tapi bersama Tuhan tiada yang mustahil, bukan?

Siapa tahu, si kerupuk melempem itu bakal menjadi kerupuk yang lezat bagi Dia!

YANG DIPANDANG TAK BERGUNA OLEH MANUSIA,
BELUM TENTU SIA-SIA BAGI TUHAN

 

(Hiendarto Soekotjo / RH)