04 April 2018
Pada usia 12 tahun, Guy Gabaldon melarikan diri dari rumahnya di Los Angeles dan bergabung dengan geng anak jalanan. Kemudian ia diadopsi keluarga keturunan Jepang, Nakano. Hidupnya berubah.
Pada Perang Dunia II, Gabaldon bergabung dengan Korps Marinir Amerika Serikat dan dikirim ke Pulau Saipan melawan tentara Jepang. Ia menerobos hutan lebat, keluar masuk gua, berusaha meyakinkan musuh untuk menyerah daripada mati. Ketika Saipan kalah, hampir 31.000 tentara Jepang dan 25.000 penduduk setempat tewas dalam pertempuran atau bunuh diri. Namun, Gabaldon berhasil menyelamatkan 1.500 tawanan perang, yang diperlakukan dengan sangat manusiawi.
Yefta, salah satu pahlawan Israel, memiliki masa lalu yang kelam. Ibunya pelacur. Saat remaja, ia terusir dari keluarga dan kampung halaman, lalu bergabung dengan perampok di Tanah Tob. Saat bangsanya terdesak musuh, tanpa malu para penatua yang pernah mengusirnya meminta pertolongannya.
Yefta pun membawa perkaranya ke hadapan Tuhan, yang melembutkan hatinya dan memenuhinya dengan Roh Tuhan. Sebelum berperang, Yefta mengajak bangsa Amon berdamai, namun mereka memilih berperang. Akhirnya Yefta berhasil mengalahkan bangsa Amon dan menyelamatkan bangsanya.
Yefta bukan saja menundukkan Bani Amon. Kasih Tuhan, yang menutupi segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu, juga memampukannya mengatasi kegetiran hidup. Bagaimana dengan kita?
KITA TIDAK BISA MEMILIH LAHIR DI MANA, OLEH SIAPA, DARI BANGSA APA,
NAMUN KITA BISA MEMILIH HENDAK MENGASIHI ATAU MEMBENCI
(Susanto / RH)