16 December 2016
Pernahkan anda melakukan tes kepribadian berdasarkan otak mana yang paling dominan? Sebuah tes yang katanya sih bisa menentukan kepribadian ini sangat banyak lho kita temui di internet. Artikel tentang otak kiri kanan juga sangat mudah kita temui. Ga percaya? Ketik aja di google tes otak kiri dan kanan. Puluhan website bisa anda temui disana.
Teori tentang otak kanan dan kiri ini juga biasa dipakai di beberapa buku populer lho. Katanya sih kalau otak kita dominan kanan, maka cenderung kita ini orangnya kreatif, sedangkan kalau otak kiri kita yang dominan, maka kita ini cenderung logis dan analitis. Bahkan, banyak dari kita menggunakan tes ini untuk menentukan jurusan apa yang akan kita pilih ketika kuliah.
hmm, terdengar seperti sebuah teori yang optimistis ya. Mungkin karena itulah teori ini sangat populer sekali hingga saat ini. Namun, pernahkan anda bertanya apakah benar kepribadian kita bisa diklompokkan berdasarkan bagian otak yang dominan?
Otak Kiri, Otak Kanan, Mitos Atau Fakta?
Pertama-pertama, kita harus tahu dulu, Sejak kapan teori ini dikenal?
Teori ini mulai dikenal sejak tahun 1973. Seorang ahli neurosains bernama Roger Sperry beserta koleganya, Michael Gazzanega melakukan penelitian tentang epilepsi. Mereka meniliti fungsi hemisphere manusia dengan membelah bagian corpus collosum. Corpus collosum ini bahasa simple nya adalah jembatan antara otak kiri dan kanan. Nah, tes nya cukup simple juga sih. Bagaimana kalau jembatan ini dilepas? Apakah kedua otak tersebut punya peran sendiri-sendiri?
Akhirnya penelitian pun dilakukan pada 16 sukarelawan. Mereka dingangkat bagian Corpus Collosum nya dan diminta untuk melihat objek-objek tertentu semisal kunci. Dari tes ini mereka menyimpulkan bahwa bahasa dan kalkulasi sepertinya dikerjakan otak kiri sedangkan otak kanan lebih fokus pada penalaran. Berkat sumbangsihnya inilah Sperry bisa meraih Nobel.
Seiring dengan kesuksesan Sperry ini, media-media pun memberitakan pencapaiannya. New York Times menulis pada headline mereka “We are Left-Brained OR Righ-Brained”. Tentu judul ini sedikit bertentangan dengan fakta yang ada. Hasil penelitian Sperry hanya menyimpulkan bahwa otak kiri fokus bahasa dan otak kanan sebagai penalaran. Kemudian media-media lain pun ikut2an menyampaikan berita ini. Secara tidaklangung, berita-berita ini seakan menguatkan bahwa otak kiri dan kanan memang punya peran masing-masing.
Hingga akhirnya para ahli psikologi pun menggunakan hasil penelitian Sperry tersebut sebagai bahan kajian tentang kepribadian seseorang. Mereka mulai bertanya-tanya, manakah yang lebih dominan diantara keduanya? Teori tentang otak kiri dan kanan pun muncul. Jadilah saat ini sebagian dari kita percaya bahwa “otak kiri logis, otak kanan kreatif”. Dan parahnya, sebagian dari kita sekarang mulai mengklompokkan diri kita berdasarkan apakah kita si otak kanan, atau si otak kiri?
Quote:Quote:Nah, Apakah benar antara otak kiri dan kanan ada yang lebih dominan?
Dalam beberapa dekade terakhir, para neourosains dan psikolog masih menggunakan hasil penelitian Sperry ini sebagai acuan. Hingga akhirnya tahun 2013, sebuah penelitian dengan skala yang lebih besar dilakukan di Universitas Utah Amerika. Tak tanggung-tanggung, seribu orang sukarelawan didatangkan. Pada penelitian ini mereka menggunakan alat bernama FMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging).
FMRI ini berfungsi untuk melihat peredaran oksigen dalam darah yang ada di otak kita. Bedanya dengan penelitian Sparry adalah, FMRI bisa menscan seluruh bagian otak. Cara ini dipercaya lebih efektif karena darah sejatinya membawa oksigen dan nutrisi pada bagian otak yang aktif.
Akhirnya tes pun dijalankan dan hasilnya mengejutkan. Tak satupun dari seribu orang tersebut yang memiliki otak dominan kanan atau kiri. Kenyataannya, oksigen tetap mengalir keseluruh bagian otak kita pada kondisi apapun. Maka, bisa disimpulkan, tidak ada yang dominan diantara keduanya ya.
Jadi, ini mitos atau fakta?
Jawabanya : MITOS
Kesimpulannya, Otak kita adalah salah satu bagian yang komplek dan rumit. Menyederhanakan yang komplek adalah salah satu ide yang brilian tentunya, namun bukan berarti kita harus menyampingkan fakta bahwa otak kita diciptakan sebagai sebuah kesatuan yang saling terkoneksi.
Jadi kepribadian kita tidak bisa ditentukan dari otak manakah yang dominan ya agan2. Teori ini cuma mitos aja. Masih banyak sekali faktor2 lain baik internal maupun eksternal. Maka, ga usah khawatir bagi kamu2 yang pandai berhitung bukan berarti ga bisa belajar menulis novel fiksi ya. Menurut saya, setiap orang punya potensi untuk jadi apapun yang kamu mau selama mau berusaha dan bekerjakeras.
Last But Not Least
Sebuah analogi yang sangat menarik pernah disampaikan salah satu fisikawan ternama di abad ini, Stephen Hawkingyangmana cukup jelas menggambarkan seperti apa sih kerja otak kita
Sumber: https://www.kaskus.co.id/thread/584f915a162ec2d3648b4568/otak-kanan-otak-kiri-mitos-atau-fakta